Menurut Bambang, TPFT menjadi salah satu cara yang akan efektif untuk menurunkan dwelling time di Pelabuhan Belawan. Dia menargetkan dwelling time di Pelabuhan Belawan bisa turun hingga tiga hari dalam waktu dekat. Untuk itu butuh kerja keras, kerjasama dan koordinasi yang baik antara seluruh petugas instansi terkait seperti PT Pelindo I, Bea dan Cukai, Karantina, pengguna jasa, pihak Otoritas Pelabuhan maupun Pemerintah Daerah.
Diharapkan melalui terobosan tersebut, persoalan dwelling time di Pelabuhan Belawan semakin baik sehingga Belawan International Container Terminal (BICT) yang merupakan pelabuhan peti kemas pertama di luar Pulau Jawa serta memiliki TPFT dapat memajukan perekonomian di Sumut seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo.
Ketua ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) Surianto SH, menjelaskan pengalamannya selama ini, dwelling time (waktu tunggu barang dari kapal sampai keluar pelabuhan) di Pelabuhan Belawan (Pelindo I) paling lama hanya lima hari atau bahkan bisa lebih cepat. “Selama ini saya merasakan di Pelindo I, dwelling time hanya memakan waktu tiga sampai lima hari, tidak sampai 10 hari. Saya menggunakan jasa pelabuhan di Medan sudah cukup lama,” kata Surianto, Selasa (20/9).
Pengalaman yang sama juga dirasakan Ketua Umum Kadin Sumatera Utara Bidang Logistik dan Multimoda Khairul Mahalli. Menurutnya, selama ini dwelling time di Pelindo I efektif hanya selama 3-5 hari. Ia percaya kedepan layanan ini akan ditingkatkan lebih baik lagi. Dengan dukungan dan bahu-membahu semua pihak, tentu, upaya perbaikan dwelling time terus akan dijalankan sehingga pelayanan bisa lebih cepat seperti yang diharapkan kalangan pengguna jasa.