Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, atau 0,5 persen. Ini adalah kenaikan tarif tertinggi dalam dua abad. Kenaikan suku bunga diimbangi oleh tingkat inflasi tertinggi dalam 40 tahun.
Ekonom dan Direktur Center for Economic and Legal Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai langkah The Fed akan menjadi sinyal penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7-day BI rate, sebesar 25 basis poin Mei 2022 menjadi meningkat.
“BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sebagai tanggapan atas kenaikan suku bunga The Fed. Juga sebagai pencegahan inflasi pasca Lebaran,” ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (6 Mei).
Menurutnya, ini merupakan dorongan yang tepat bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga lagi, yang selama 14 bulan terakhir berada di level 3,5 persen.
Sejauh ini, suku bunga telah ditahan. Namun mengingat dampak kenaikan Fed rate terhadap stabilitas nilai tukar dan gejolak pasar keuangan, sebaiknya BI segera menyesuaikan suku bunga acuan,” kata Bhima.
Tanpa pamrih, Bhima memperkirakan BI7DRRR Bank Indonesia akan meningkat menjadi 75 basis poin atau 0,75 persen selama tiga bulan berturut-turut. Dengan ini, suku bunga utama AKAN mencapai level 4,25 persen.
Mei ini mulai 25 bps. Bisa meningkat menjadi 25-50 bps dalam 3 bulan ke depan,” pungkasnya.