Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa peran swasta, baik nasional maupun internasional dalam pembangunan infrastruktur transportasi semakin baik. Upaya membuka peluang kerja sama internasional dengan sejumlah negara juga telah dilakukan seperti dengan Jepang, Korea, dan sejumlah negara di Eropa.
“Saya telah mengintensifkan bicara dengan pihak Bank Dunia, Jepang, dan Korea untuk membicarakan peluang dari dana proyek-proyek strategis. Ke depan kami akan mengintensifkan,” kata Budi dalam rapat kerja V DPR RI di Jakarta, Selasa (7/07). 6).
Kemenhub berupaya mengintensifkan investasi kreatif non APBN dan menentukan skala prioritas pembangunan infrastruktur transportasi nasional. Upaya tersebut perlu dilakukan, agar konektivitas antar wilayah di Indonesia dapat terus berjalan di tengah keterbatasan fiskal negara.
Indicator ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2022 mampu tumbuh sebesar 5,01 pers (year on year), atau lebih baik dari beberapa negara lain seperti China (4,8 pers), Singapura (3,4 pers), AS (4,29 orang), dan Jerman (4,0 orang). ).
Namun di sisi lain, situasi ketidakpastian global maupun yang masih tinggi baik tentang Covid-19 maupun geopolitik dunia (konflik Rusia-Ukraina), membuat pemerintah harus melakukan antisipasi dengan melakukan efisiensi anggaran pada tahun 2023.
Pagu indikatif
Berdasarkan data lima tahun terakhir, menunjukkan kesenjangan yang cukup besar antara kebutuhan dengan alokasi yang diberikan kepada kemenhub. Pada tahun 2023, pagu kebutuhan Kemenhub sebesar Rp73,8 triliun, sementara pagu indikatif yang dialokasikan sebesar Rp33,02 triliun atau selisih selisih sebesar Rp40,78 triliun.
“Kesenjangan yang ada ini harus dikreasikan dari pendanaan kreatif (non APBN). Beberapa pendekatan yang melibatkan pihak swasta telah kami lakukan untuk mengembangkan infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara,” ujarnya.
Selain mengintensifkan sumber daya kreatif dan mendorong peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Badan Layanan Umum (BLU), membuat skala prioritas pembangunan juga harus dilakukan.
“Seperti yang sudah kami inisiasi di Palembang untuk membangun Pelabuhan di Tanjung Carat. Dimana kami memberikan kesempatan kepada BUMD dan swasta untuk mengembangkannya tanpa APBN. Ini akan menjadi format yang akan dilakukan di daerah-daerah lainnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan, kebingungan memahami indikator tahun 2023 yang dialokasikan kepada Kemenhub. Dia meminta agar Kemenhubmenyesuaikan pagu indikatif dengan program pembangunan yang nasional dan juga yang menjadi aspirasi daerah.
Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan RI dan Bappenas tanggal 18 April 2022 tanggal Pagu Indikatif Belanja Kementerian/Lembaga T.A. 2023, Pagu Indikatif Tahun 2023 Kemenhub dari sumber pendanaannya meliputi Rupiah Murni Rp18,23 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp3,55 triliun, Badan Layanan Umum (BLU) Rp1,48 triliun, Pinjaman Luar Negeri Rp958 miliar, dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp8,78 triliun.
Fokus dan kebijakan anggaran dan belanja 2023 diarahkan pada proyek-proyek yang sedang berjalan antara lain pemenuhan target RPJMN, Major Project, dan Direktif seperti PSN, Perpres, dan Kegiatan Prioritas, penawaran proposal Musrenbangnas, peningkatan kualitas keselamatan, dan pelayakun opti malayan produ dalam negeri, serta mendukung persiapan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).