Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian Indonesia terus membaik. Salah satunya terlihat pada neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus selama 26 bulan berturut-turut.
Di tengah berbagai tantangan global yang sedang berlangsung, kinerja neraca perdagangan yang mengesankan ini menjadi aset dalam menjaga stabilitas sektor eksternal Indonesia, terutama durreservine.
Kinerja neraca perdagangan sepanjang Semester I 2022 juga menunjukkan nilai fantastis sebesar $24,89 miliar. Ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah jika dibandingkan dengan surplus kumulatif secara semesteran.
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
Pembukaan kembali izin ekspor minyak sawit dan komoditasnya akan mendukung surplus perdagangan pada Juni 2022. Minyak sawit terbukti menjadi penyumbang utama surplus perdagangan Indonesia yang mencapai 54 persen dari total surplus.
Harga bahan baku yang selain ekspor Indonesia juga masih berada pada level yang tinggi, terutama batu bara yang berada pada level USD 284,9 naik dari kenaikan 152%.
Penguatan kerja sama internasional, baik bilateral maupun multilateral melalui dialog dan koordinasi lintas batas, merupakan salah satu kunci untuk menciptakan surplus perdagangan. Dari dialog tersebut, berbagai produk unggulan Indonesia terus dijajaki untuk pemasaran di negara-negara potensial,” imbuhnya.
Kerjasama ekonomi internasional yang terus dijalin dan dikembangkan Indonesia dengan negara-negara mitra dagang telah berdampak positif terhadap konsistensi surplus perdagangan Indonesia.
Di antara negara mitra dagang, surplus perdagangan india terutama berasal dari India sebesar $1,90 miliar, Amerika Serikat sebesar $1,69 miliar, dan Filipina sebesar $1,16 miliar.
“Selain memperkuat kerja sama internasional, pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor yang bernilai tambah tinggi, khususnya dari sektor manufaktur. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar komoditas ekspor Indonesia, yakni mencapai 70,01 persen dari total ekspor,” ujarnya.
Nilai ekspor mencapai US$26,09 miliar pada Juni 2022, atau tumbuh signifikan sebesar 40,68 persen year-on-year. Nilai kumulatif ekspor Indonesia dari Januari hingga Januari. Juni 2022 bahkan mencapai USD 141,07 miliar atau tumbuh 37,11 persen ctc.
Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
Peningkatan tertinggi ekspor nonmigas Juni 2022 dibandingkan Mei 2022 adalah Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (HS 15) sebesar USD 2.538,9 juta, terutama karena ekspor hahon untuk Worder disen.
Produk kendaraan dan suku cadangnya (HS 87) merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang terus didorong untuk berkembang dan berinovasi. Komoditas ini memiliki nilai tambah yang tinggi dengan total ekspor Januari-Juni 2022 sebesar USD 4,96 miliar. Nilai ini tumbuh dua digit sebesar 13,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menggenjot output manufaktur, posisi PMI manufaktur Indonesia Juni 2022 juga menunjukkan level ekspansif di 50,2.
Tingkat ekspansif ini juga telah dipertahankan selama 10 bulan. Hasil survei PMI manufaktur yang dirilis oleh S&P Global juga menyebutkan bahwa kebutuhan manufaktur Indonesia mengalami 12 bulan positif meski menghadapi tantangan global, terutama gangguan ankraines.
Sedangkan pada Mei 2022, impor Indonesia tercatat sebesar USD 21,00 miliar. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Juni 2022), nilai impor meningkat 21,98 persen year-on-year.
Sisi baiknya, bahan baku atau penolong merupakan penyumbang utama impor Indonesia sebesar 77,27%, sedangkan barang konsumsi 8, barang terkait merupakan investasi. Dengan demikian, jumlah impor bahan baku tersebut dapat dioptimalkan menjadi produk yang bernilai tambah lebih tinggi sehingga dapat mendongkrak produksi nasional.